Senin, 06 Februari 2012

If the Love Come, But Late


“If the Love Come, But Late”

“saranghae miinah, saranghae,”
Kata – kata itu masih benar – benar sulit di lupakan dalam benak Je Won, karna orang yang membuatnya begitu bahagia dulu, kini telah bersama orang lain. Mungkin inilah yang membuat Je Won sangat menutup diri kepada namja manapun yang mendekatinya, walaupun banyak namja namja tampan yang menginginkannya menjadi yeojacingu mereka.
“Ya! Kau Je Won, mengapa melamun terus sih?” ucap seorang yeoja – yang bernama Soo Ahn.
“Ha? Aku tidak apa – apa Soo Ahn, jangan khawatirkan aku.” Ucapku setengah tersenyum.
“Tetapi kau benar – benar kacau Je Won, apakah kau sadar?” ucapan Soo Ahn membuatku kembali mengingat kenangan pahit antara aku dan Eun Kyo oppa.

-Flashback-

“Hey Je Won, apakah kau menunggu lama?” Tanya seorang namja kepada yeoja.
“Ah, ani oppa, baru juga sampai,” ucap yeoja itu seraya tersenyum. Yeoja itu benar – benar cantik apabila tersenyum, tetapi apabila dia sedih, dia benar – benar tidak memerhatikan sekitar.
“Ya, Je Won. Kau terlihat sangat cantik sekali. Oppa selalu merasa menjadi orang yang beruntung karna bisa menjadi namjacingu-mu.” Ucap namja itu yang bernama Eun Kyo.
“Sudahlah oppa, jangan gombal.” Jawab Je Won dengan pipi merah dan tersenyum ceria.
“Oh ya oppa, ada apakah oppa menyuruhku datang kesini? Katanya oppa punya sesuatu untuk dibicarakan?” seakan Je Won teringat sesuatu mengapa dia bertemu namja itu disana.
“Ne, tapi sebelumnya, mianhae Je Won.”
“Ah, kenapa kau meminta maaf oppa? Kau tidak melakukan kesalahan padaku oppa.”
“Ya karna oppa tidak bisa lagi menjadi namjacingu-mu, Je Won.” Ucap namja itu dengan sangat pelan.
Seakan tahu itu yang akan keluar dari mulut namja itu, Je Won menanggapi…
“Oh? Mengapa oppa? Apakah aku tidak bisa membahagiakanmu oppa?” ucap yeoja itu penuh dengan perasaan luka.
“Ya! Kau telah membahagiakanku Je Won, tapi aku benar – benar sibuk sehingga untuk memperhatikanmu pun aku tidak bisa.” Ucap namja itu.
“Oh? Apakah itu alasan yang tepat oppa? Mengapa kau memutuskanku?” ucap yeoja itu hampir benar – benar menangis.
“Karna memang itulah alasannya Je Won.” Dengan dingin kini namja itu berucap “Sudahlah Je Won, aku benar – benar sibuk dan aku tidak bisa memperhatikanmu lagi, daripada banyak kesalahpahaman, lebih baik kita akhiri saja ini. Tolong jangan menangis Je Won, jebbal.” Ucap namja itu seraya tersenyum, senyum yang biasanya membuat Je Won merasa menjadi yeoja paling bahagia mendapatkan Eun Kyo.
“Oppa , hiks hiks.” Je Won menangis di samping Eun Kyo. Itulah akhir perpisahan mereka yang membawa diam apabila mereka bertemu.

-Flashback end-

“Ahaha, kau ini ada – ada saja Soo Ahn, aku tidak sekacau yang kau katakan,” ucapku dengan enteng.
“Oh ya? Apakah kau masih mengingat namja babbo itu? Yang bilang padamu bahwa dia sibuk padahal ternyata dia punya yeoja lain di belakangmu? Oh sudahlah Je Won, jangan ingat dia lagi.” Ucap Soo Ahn dengan nada yang berapi – api (?) *api? Emang bisa ngebakar tuh kata-kata? -,-“
Terkadang aku masih mengingat dengan jelas percakapanku dan Eun Kyo malam itu. Dia mengatakan dia sangat sibuk dan tidak bisa memerhatikanku, nyatanya keesokan harinya ketika aku melihatnya di kampus, dia dengan santainya menggandeng Young-Mi eonnie dengan senyumnya yang khas. Dan disitulah aku sadar, bahwa selama ini aku dimanfaatkan Eun Kyo oppa.


Keesokan harinya, ketika aku sampai di kampus dan memasuki kelas bahasa inggris, ketika dosen masuk ada seseorang yang mengikuti dosen itu. Ternyata dia anak baru yang akan mengambil kelas yang sama denganku tiap hari senin, rabu dan sabtu. Oh ya sekarang dia memperkenalkan dirinya.
“Annyeong, nama saya Lee Donghae.” Kata anak baru itu.
“Silakan kamu duduk disamping yeoja itu Donghae,” ucap dosen itu kemudian menunjuk bangku kosong disebelahku.
“Kamsahamnida” ucapnya seraya duduk disebelahku.
Selama pelajaran berlangsung, dia tidak pernah mengajakku bicara. Padahal setiap anak baru itu biasanya selalu bertanya – tanya pada teman barunya. Apalagi yeoja cantik disebelahnya ini, pikirku dalam hati dengan pedenya. Setelah pelajaran selesai, barulah dia mengajak bicara…
“Annyeong,” sapanya padaku sambil tersenyum.
Oh gosh, senyumnya manis sekali, benar – benar bisa membuat hati tenang.
“Oh annyeong,” sapaku rada gugup karna dia benar – benar namja yang tampan dengan senyum menawannya.
“Kalo aku boleh tau, nama kamu siapa?” tanyanya dengan sangat halus dan sopan.
“Ah ya, aku Je Won– Park Je Won,” ucapku seraya tersenyum. Senyum manis yang kadang membuat Eun Kyo oppa luluh padaku.
“Kau benar – benar cantik, senyummu menawan.” Ucap namja itu tanpa sadar. Kemudian dia kembali berkata, “Aissh, apa yang aku bicarakan? Pasti kamu tidak mau berteman denganku karna aku sudah berani mengataimu cantik dihari kita berkenalan? Ahh, sayang sekali aku salah omong di situasi yang salah juga,” ucapnya panjang lebar sambil cengengesan.
“Ah tidak apa – apa, aku senang kau memujiku cantik. Dan kau juga benar – benar tampan dan senyummu pun sama menawannya.” Ucapku sambil tersenyum kepadanya. Senyum tulus yang selama ini tidak pernah ku berikan pada siapapun karna kejadian dulu itu.
Setelah itu, kami menjadi teman baik- sangat baik malah. Kadang kami bercanda tawa bersama atau berjalan – jalan bersama. Kadang Soo Ahn juga ikut, tetapi Soo Ahn kadang banyak menghabiskan waktunya bersama Lee Seung Hyun oppa.


Sesaat aku merasakan detak jantungku berdetak lebih cepat jika berada disamping Donghae. Dan terkadang aku merasa tenang dan damai ketika bersamanya. Bila aku menceritakan masalahku padanya, rasanya beban itu terasa lebih ringan karna dia juga memikulnya. Kadang aku membayangkan bahwa dia bukanlah temanku melainkan seorang namjacingu-ku. Kupikir aku akan sangat bahagia bisa mendapatkan namja yang sangat baik sepertinya. Tapi akhir – akhir ini ada yang menggangguku dan Donghae, yaitu Eun Kyo oppa. Tiba – tiba saja dia datang kembali kedalam hidupku dan memintaku untuk kembali menjadi yeojacingu-nya. Mungkinkah dia sudah dicampakkan oleh Young-Mi eonnie sampai – sampai memintaku kembali? Hm, mungkin saja.

Donghae POV
Ahh, aku benar – benar tak bisa menghilangkannya dari pikiranku. Dia benar – benar menghantui kepalaku, dengan senyum manisnya itu. Aisshh, mengapa aku tak bisa melupakan senyum menawannya itu? Padahal aku tahu bahwa Eun Kyo hyung, memintanya kembali untuk menjadi yeojacingu-nya. Ahh aku benar – benar tidak rela dia bersama Eun Kyo hyung kembali, karna aku berharap bahwa akulah yang akan menjadi namjacingu-nya. Oh Donghae, apa itu yang ada dipikiranmu? Apakah kau bercanda? Dia tidak mungkin menyukaimu, karna dia pernah bilang bahwa dia tidak bisa melupakan Eun Kyo hyung sampai sekarang. Aisshh, malang sekali nasibku.


Berhari – hari sudah Eun Kyo oppa mendekatiku kembali yang membuat Donghae selalu cemburu. Terkadang sampai waktu bermain maupun bercanda ku dan Donghae seperti biasa kacau gara – gara Eun Kyo oppa yang selalu mendekatiku. Sampai suatu ketika di malam hari, Eun Kyo oppa mengajakku bertemu untuk membicarakan masalah penting.
“Ya! Ada apa kah oppa kau mengajakku kesini?” Tanyaku pada Eun Kyo oppa.
“Ha-Ha, sabarlah sedikit Je Won, mengapa kau terburu – buru begitu?” Tanya Eun Kyo.
“Ah, tidak apa – apa oppa, hanya perasaanmu saja sepertinya.” Ucapku dengan setenang mungkin.
“Oh ya? Baguslah Je Won. Hm, apakah aku boleh menanyakan sesuatu, Je Won,?”
“Ne, boleh oppa, tanyakan saja.”
“Apakah kau dan anak baru itu berteman akrab?”
“Ne, oppa. Aku dan Donghae berteman sangat akrab. Memangnya kenapa oppa?”
“Ah, ani Je Won, kadang jika aku melihatmu bersamanya, aku merasa cemburu padanya.” Ucapnya dengan cengengesan.
“Oh ya? Ah oppa tidak mungkin cemburu padanya, mana Young-Mi eonnie oppa? Kau dan dia masih bersama kan?” aku mengalihkan pembicaraan.
“Ya! Je Won, jangan ungkit – ungkit Young-Mi didepanku. Aku sudah dicampakkannya.” Jawab namja itu dengan kesal.
“Oh ya? Terus mengapa kau bawa aku kesini oppa?” Tanyaku dengan penuh selidik.
“Ha-Ha tidak ada yang istimewa Je Won, hanya ingin mengingat saat –saat kita bersama.” Ucapnya penuh rasa hangat, tetapi kehangatannya yang dulu membuatku merasa bahagia, kini sudah sirna. Entah kenapa…
“Oh begitu? Aku tidak mau mengingat itu lagi oppa, jadi biarkan aku pulang sekarang.” Ucapku seraya bergegas meninggalkan Eun Kyo oppa sendirian di taman itu.
“Ya! Je Won, tunggu dulu sebentar.” Ucap Eun Kyo, tapi sayangnya Je Won sudah terlalu jauh untuk mendengarkan panggilan Eun Kyo, maka tinggallah Eun Kyo disana sendirian.


Eun Kyo POV
Mengapa Je Won berani meninggalkanku sendirian seperti tadi? Seperti bukan Je Won yang ku kenal. Ya, Je Won yang ku kenal adalah dia tidak pernah meninggalkanku sendirian seperti tadi dan tidak bersikap sedingin itu padaku. Mengapa Je Won bersikap seperti itu padaku? Apakah gara – gara namja yang bernama Donghae itu yang sudah membuat Je Won seperti ini? Aku harus berbicara dengannya, apakah dia memiliki niat untuk memiliki Je Won.
Keesokan harinya aku menemui Donghae di kelas Sastra- kelas yang berbeda dengan Je Won. Dengan hati – hati kupanggil dia.
“Ya! Kau Lee Donghae, bisakah kita bicara sebentar?” tanyaku tanpa basa – basi.
“Ah nuguseyo?” tanyanya dengan wajah bingung.
“Ah ya, aku Song Eun Kyo, kau Lee Donghae bukan?” tanyaku.
“Ah ne, aku Lee Donghae, ada apa mencariku? Mau berbicara sebentar? Ah baiklah.” Ucapnya seraya mengikutiku kemana aku berjalan tanpa ku sadari Je Won melihat pemandangan itu.

Donghae POV
Saat aku keluar dari kelas Sastra, aku mengenali sesosok namja didepan ruang kelasku itu. Dialah sang mantan Je Won- Eun Kyo hyung. Tapi ku pikir kembali, mau apa dia didepan kelasku? Hari ini aku tidak sekelas dengan Je Won.
Dan rupanya keherananku terjawab ketika dia berteriak…
“Ya! Kau Lee Donghae, bisakah kita bicara sebentar?” tanyanya langsung.
Aissh, aku terkejut mengapa dia tau namaku. Mungkin aku pura – pura tidak tau saja siapa dia. Mungkin itu lebih baik.
“Ah, nuguseyo?” tanyaku dengan memperlihatkan wajah bingung.
“Ah ya, aku Song Eun Kyo, kau Lee Donghae bukan?” tanyanya.
“Ah ne, aku Lee Donghae, ada apa mencariku? Mau berbicara sebentar? Ah baiklah.” Kemudian aku mengikuti kemana langkahnya pergi. Sesampainya di taman belakang kampus…
“Apakah kau menyukai Je Won?” tembaknya langsung, tanpa basa – basi.
Aissh, apa yang akan kulakukan? Apakah aku jujur saja dengan namja ini? Aku juga tidak rela jika dia dan Je Won kembali bersama.
“Ah ne, aku menyukainya. Lalu apa urusanmu?” tanyaku dengan tenang.
“Ya! Kau berani – berani nya menyukainya. Dia akan menjadi milikku kembali. Kau menjauhlah darinya. Jangan mendekatinya lagi.” Perkataannya membuatku ingin marah, tetapi masih kutahan.
“Ah ya? Kau sangat percaya diri sekali jika Je Won akan kembali padamu” sahutku enteng dengan tampang meremehkan.
“Ya! Kau meremehkanku ya? Awas kau, jangan pernah dekat – dekat dengannya lagi” ucap Eun Kyo dengan marah sekarang karna tahu aku meremehkannya.
“HAHA apakah urusanmu? Kenapa kau melarangku untuk mendekatinya?” jawabku sekarang benar – benar meremehkannya karna aku tidak pernah rela kalau Je Won menjadi miliknya kembali.
“Ya! Jangan menertawakanku seperti itu,!!”
Setelah dia berkata seperti itu, tiba – tiba saja dia menerjangku dan memukulku sekuat tenaga. Dengan terkejut, aku refleks menghindar dari pukulannya karna tak mengira dia akan menyerangku.


Setelah aku ingin keluar dari ruangan kelas, aku melihat sesosok yang ku kenal, yaitu Eun Kyo oppa dan Donghae sedang berjalan beriringan. Aku memiliki firasat buruk mengenai mereka berdua. Tanpa pikir panjang, aku pun mengikuti mereka berdua. Sesampainya di taman belakang, ternyata mereka membicarakanku tanpa mereka tahu bahwa aku mendengar semua pembicaraan itu. Aku sangat marah dengan Eun Kyo oppa, mengapa dia berbicara seperti itu kepada Donghae. Sebenarnya aku tidak tahan mendengat semua bentakan Eun Kyo oppa kepada Donghae karna aku merasa oppa tidak berhak melarang – larang Donghae untuk berteman denganku. Detik itu juga aku sangat membenci kelakuan oppa pada Donghae. Aku pun berlari menjauhi namja – namja itu dengan perasaan yang terluka.


Eun Kyo POV
Aissshh, dasar namja babbo, dia berani meremehkan ku. Aku benar – benar tidak rela jika Je Won bersama namja babbo itu. Malam ini juga aku harus bertemu dengan Je Won.
“Yeongseo…” ucap seorang yeoja di seberang telepon sana.
“Yeongseo, Je Won apakah kau punya waktu sekarang? Aku ingin bertemu denganmu. Ini masalah penting.” Balasku di seberang telepon dengan tergesa – gesa.
“Ah, ne aku punya waktu sekarang. Dimana kita bertemu?” jawab si yeoja.
“Ne, kita bertemu di Taman seperti biasa.” Balasku. Aku lega dia bisa bertemu denganku malam ini.
“Ah, ne sampai bertemu di taman malam ini oppa, yeongseo.” Jawab si yeoja seraya menutup telepon.
Aisssh, malam ini aku harus benar – benar meyakinkan Je Won bahwa aku benar – benar menyayanginya dan aku menyesal telah memutuskannya waktu itu serta memilih Young-Mi babbo itu untuk menjadi yeojacingu-ku. Aku benar – benar harus bergegas ke taman sekarang…
Ah, akhirnya aku melihatnya lagi. Seorang yeoja di ujung sana terlihat melamun. Dia benar – benar seorang yeoja yang cantik dan menawan. Mengapa aku se-babbo itu telah melepaskannya…


Ya! Aku harus bagaimana bila bertemu dengan Eun Kyo oppa? Masalahnya kali ini aku benar – benar segan untuk bertemu dengannya? Tapi aku sudah bilang bahwa aku bisa bertemu dengannya malam ini? Aisssh, masalah ini benar – benar harus di selesaikan. Aku akan memberitahu Soo Ahn, mungkin saja nanti akan ada apa – apa.

To: Soo Ahn
Ya! Soo Ahn, malam ini aku akan bertemu Eun Kyo oppa di taman seperti biasa. Kau doakan semoga tidak terjadi apa – apa. Gomawo Soo Ahn.

Klik. Send. Pesan itu telah terkirim ke nomor handphone Soo Ahn. Akhirnya aku menjalankan kaki ku menuju taman itu…

Donghae POV
Aisshh, aku benar – benar frustasi sekarang. Baru saja Soo Ahn mengabarkan bahwa Je Won akan bertemu Eun Kyo hyung di taman. Aku harus bagaimana? Apa aku harus menyusulnya kesana? Sepertinya benar – benar tak ada pilihan lain…
Sesampainya aku di taman itu, aku mencari dua sosok yeoja-namja itu. Dan akhirnya aku menemukan mereka…
“Ya! Je Won, apakah kau bersedia kembali padaku? Aku benar – benar menyesal telah memutuskanmu,” ucap seorang namja.
“Ha? Segampang itu kah kau mengatakannya oppa? Kau menyesal?” balas seorang yeoja.
“Hei Je Won. Mianhae, jeongmal mianhaeyo. Aku benar – benar menyesal,” ucap namja itu lagi.
“Oppa…” ucap yeoja itu.
“Kau mau kan Je Won? Saranghae miinah, saranghaeyo.” Ucap namja itu seraya memeluk sang yeoja.
Saat itu aku benar – benar cemburu melihat mereka berpelukan sekarang. Aku harus menyatakan perasaanku sekarang sebelum terlambat…
“Stop…!” teriakku kencang yang membuat mereka menghentikan aktifitas mereka sekarang.
“HAHA, mau apa kau kesini hey bocah?” Tanya Eun Kyo dengan suara meremehkan.
“Ya! Kau Lee Donghae, mengapa ada disini?” Tanya Je Won gugup.
“Aku tidak pernah rela kau bersamanya kembali Je Won,” jawabku.
“HAHA, apakah kau tidak lihat kami sedang apa tadi? Je Won sudah jadi yeojacingu-ku kembali,” jawab Eun Kyo sangat meremehkan.
“Diam sebentar oppa, aku ingin berbicara dengan Donghae,” ucap Je Won membuat senyum Eun Kyo menghilang.
“Ya! Aku benar – benar tidak rela kau dengannya Je Won. Aku menyukaimu, saranghae.” Ucapku membuat raut wajah Eun Kyo cemberut.
“Ah, jeongmalleyo? Kau benar – benar menyukaiku?” jawab Je Won. Sekarang terlihat sekali raut wajahnya tersenyum salah tingkah.
“Ne, jeongmal saranghaeyo Je Won,” ucapku dengan tulus dan membuat wajah Eun Kyo marah.
“Ah, ne. aku juga mencintaimu Donghae,” jawab Je Won. Sekarang Eun Kyo benar – benar marah.
“Ya! Je Won, mengapa kau mencintainya? Kau masih mencintaiku kan?” Tanya Eun Kyo penuh amarah.
“HAHA sekarang kau merasakan akibatnya. Je Won tidak mencintaimu lagi. Sekarang dia telah menjadi milikku. Kau jangan pernah mengganggunya lagi atau kau akan berhadapan denganku.” Jawabku dengan penuh kemenangan.
“MWO? Ha-Ha jangan mimpi bocah babbo. Kau belum memilikinya. Biarkan sekarang Je Won yang memilih.” Ucap Eun Kyo.
“Aisssh, kalian berdua ini, sudah jangan berkelahi. Aku tidak akan memilih siapa – siapa. Aku hanya ingin sendiri. Walaupun aku mencintai Donghae, tapi aku tidak mau menjadi yeojacingu siapapun saat ini.” Jawab Je Won seraya meninggalkan mereka berdua.

-The End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar